Kesiapan prodi Pendidikan Bahasa Inggris terkait pelaksanaan perkuliahan tatap muka terbatas semester genap T.A 2021/2022 yang dilaksanakan sejak Senin lalu, 14 Maret 2022 dirasakan cukup maksimal. Di dalam surat edaran Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di sampaikan PTMT ini di laksanakan secara hybrid dan setiap kelas yang anggotanya lebih dari 25 orang akan di bagi menjadi 2 sesi berdasarkan nomor absen ganjil dan genap. Terkait PTMT ini tim kepala Humas dan Infokom HMPS PBI, Febria Rahmanika kemudian melaksanakan wawancara kepada Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Dr. Faurina Anastasia, S, s., M.Hum., dan juga kepada salah satu mahasiswa PBI Muhammad Irsyad, hari senin 14 Maret 2022, di ruang Kesekretariatan HMPS PBI. Dimana hal ini di lakukan guna mengetahui kesiapan prodi PBI terkait kegiatan PTMT ini.
Ada beberapa point yang di tanyakan oleh Febria kepada Dr. Faurina terkait hal ini. Pertama adalah hal apa yang di rasakan setelah dua tahun melaksanakan perkuliahan online dan kembali ke perkuliahan offline untuk pertama kali. “Saya merasa excited bisa melaksanakan PMB di kelas kembali dan bisa berinteraksi langsung dengan mahasiswa setelah dua tahun merasakan perkuliahan online” ujar beliau pada wawancara tersebut.
“Absolutely, I am very happy. Setelah sekian lama hanya kuliah di balik layar laptop dan smartphone, akhirnya bisa bertatap muka dengan teman sekelas dan bisa merasakan suasana kelas di kampus for the first time. It is very amazing” jawab M. Irsyad bangga menyampaikan perasaannya.
Kedua, Febria menanyakan terkait perbedaan antara perkuliahan online dan offline serta apa persiapan yang sudah dipersiapkan oleh Prodi untuk PTMT ini. Dr. Faurina mengatakan salah perbedaan yang di rasakan antara kedua hal tersebut yaitu dari cara absesi kelasnya, di mana pada perkuliahan online absensi di lakukan via online, seperti absensi dari GCR maupun google form. Perbedaan selanjutnya yaitu pada alat-alat perkuliahan, serta sarana belajar yang di gunakan. Lalu irsyad menyampaikan bahwa banyak sekali perbedaan diantara kelas online dan offline, mulai dari permasalahan koneksi jaringan saat belajar online hingga lebih efektifnya belajar secara offline.
Kemudian pada akhir wawancara Dr. Faurina menyampaikan harapan untuk kedepannya, dimana beliau berharap semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, serta seluruh dosen dan mahasiswa tetap dalam kondisi sehat sehingga bisa mengikuti pembelajaran offline, dan semoga perkuliahan offline ini tetap berjalan lancar kedepannya. Selanjutnya Irsyad selaku mahasiswa berharap untuk dapat mempersiapkan tenaga dan pandai mengatur waktu saat kelas offline.
K.D dan H.T